Renungan Kaatolik, “Bahasa Kasih”
Selasa, 29 Agustus 2017
Yer 1:17-19
Mzm 71:1-6,15,17
Mrk 6:17-29
BLUFFIN
Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku! – Mrk 6:23
Bunyi sebuah pepatah lama: Mulutmu harimaumu. Artinya, hati-hati dengan mulut kita, karena lidah tidak bertulang. Karena tidak bertulang, ia bisa meliak-liuk semaunya bila kita tidak mengontrolnya.
Saya pernah bertemu seseorang yang bisa mengatakan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dengan mudahnya ia menawarkan hal-hal yang ingin saya dengar karena waktu itu ia membutuhkan bantuan saya untuk melakukan beberapa pengerjaan penulisan. Dengan itikad baik, saya rela membantunya tanpa kontrak hitam di atas putih. Namun ketika waktu yang dijanjikan tiba, dengan mudahnya ia menghilang dan mengingkari janjinya.
Sejujurnya, saya rela membantu tanpa upah. Namun melihat sikapnya yang tidak setia pada ucapannya sendiri membuat saya kehilangan rasa hormat terhadap dirinya. Seorang pemimpin tidak seharusnya bersikap seperti itu. Bukan hanya memberikan contoh yang buruk, tapi seorang pemimpin tidak akan pernah bisa memimpin bila tidak mendapatkan kepercayaan pengikutnya.
Mungkin itulah yang membuat Herodes begitu takut bila ia melanggar sesumbar yang ia ucapkan di hadapan orang banyak. Dan mungkin, itu juga yang membuat teman saya ini semakin lama semakin kehilangan karismanya. Maka dari itu, lebih baik tidak mengeluarkan janji muluk bila tidak yakin sanggup memenuhinya, bukan? Semakin bijaksana seseorang, semakin ia harus menjaga ucapannya. (Hd)
Apakah saya masih sering bermulut besar?
No responses yet