Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 29 Desember 2017
1Yoh 2:3-11
Mzm 96:1-3,5-6
Luk 2:22-35
Anak Laki-laki Sulung
Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. – Luk 2:23
Kehadiran seorang anak laki-laki dalam keluarga adalah sebuah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri pada zaman itu. Biasanya anak laki-laki sulung akan menjadi tumpuan harapan dan sukacita keluarga. Tidak jarang anak laki-laki sulung juga menjadi pusat perhatian dan curahan kasih sayang keluarganya. Kata “sulung” kalau dilihat persamaan katanya mengacu kepada kata “terutama”, “terpenting”, bahkan dalam hal tertentu bisa berarti “terbaik”.
Ayat hari ini berkata, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Bila direnungkan lebih jauh, ayat ini tidak hanya berbicara soal anak laki-laki sulung. Namun juga semua yang terutama, terpenting, dan terbaik dalam hati dan hidup kita perlu kita persembahkan kepada Allah. Seperti pasangan, pekerjaan, kepintaran, perasaan, hobi, dan bahkan pelayanan kitapun berpotensi menjadi “anak laki-laki sulung” dalam hidup kita. Allah tidak mau ada yang terutama selain Dia di dalam hidup kita, karena hal ini berpeluang menjadi ilah-ilah lain.
Abraham sudah mengalami hal ini ketika Allah meminta agar Abraham mempersembahkan anak laki-lakinya yang tunggal dari Sara istrinya. Dari sana Allah membuktikan bahwa bagi Abraham, Allah adalah segala-galanya.
Saat ini Allah ingin agar kita murid-Nya juga membuktikan hal yang sama. Untuk itu melalui firman-Nya hari ini, Ia menegaskan sekali lagi bahwa setiap anak laki-laki sulung harus dipersembahkan kepada-Nya agar kuasa-Nya menjadi nyata dalam seluruh hidup kita. (Al)
Apakah saya sudah menyerahkan semua “anak laki-laki sulung” saya kepada Tuhan?
Sudahkah Tuhan menjadi yang terutama dalam hidup saya?
No responses yet