Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 29 Desember 2022
1 Yoh 2:3-11
Mzm 96:1-3,5-6
Luk 2:22-35
Teladan Para Lansia
Dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. – Luk 2:26
Injil hari ini berkisah tentang seorang lansia, namanya Simeon. Dalam tradisi Kristen pada abad permulaan, Simeon dipahami sebagai seorang imam dan berusia 112 tahun. Keterangan bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias menyiratkan usianya yang tua. “Simeon adalah seorang yang benar”, istilah ini memiliki makna yang beragam dalam Alkitab. Dalam Injil Lukas, istilah orang benar mengarah pada keteladanan hidup. Sebutan ini menyiratkan posisi yang terhormat, sebagaimana tersirat dari fakta bahwa orang-orang benar seringkali dikaitkan erat dengan para nabi. Ia juga seorang yang saleh. Istilah ini dikenakan pada semua orang Yahudi dari berbagai tempat yang berziarah ke Yerusalem untuk merayakan Hari Raya Pentakosta. Dalam literatur sekuler Yunani kuno, orang saleh merujuk pada warga negara ideal yang selalu berhati-hati dan teliti dalam mengikuti peraturan masyarakat dan negara.
Tak hanya itu, ia juga rendah hati. Walaupun Roh Kudus menyatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Sang Juru Selamat, namun ia tidak pernah memamerkan dirinya sebagai orang pilihan Allah dan menjadi sombong. Alangkah luar biasanya Simeon. Seorang lansia yang pada jaman itu diperkenankan untuk melihat Sang Juru Selamat. Marilah kita selalu meneladani sikap Simeon dengan bersikap lembut, penuh pengendalian diri, suka berdoa, taat pada peraturan, rendah hati, dan akhirnya menjadi teladan bagi sesama. (Yo).
Apakah saya sudah meneladani sikap Simeon dalam kehidupan sehari-hari?
No responses yet