Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 29 Januari 2018
2Sam 15:13-14,30; 16:5-13a
Mzm 3:2-7
Mrk 5:1-20
Allah lain
..karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. – Mrk 5:4
Rantai atau belenggu adalah pengikat agar yang diikat tidak bebas bergerak. Saya refleksikan dalam diri saya bahwa rantai dan belenggu itu adalah pikiran-pikiran dan kehendak saya yang sering saya pakai untuk mengikat Allah yang memiliki kuasa tidak terbatas, hingga Ia tidak punya kebebasan untuk melakukan karya-Nya dalam hidup saya.
Keinginan pribadi yang sering melebihi keinginan untuk selalu berada dekat dengan-Nya bukan saja membelenggu diri kita, tapi juga membelenggu Tuhan, menyalibkan-Nya kembali, sehingga Ia tidak dapat memerdekakan hidup kita serta kita menciptakan alah yang lain dalam diri kita (Yer 16:20).
Mari kita lepaskan rantai yang membelenggu Tuhan dalam diri kita, dengan memohon rahmat dan perotolongan-Nya dan sungguh menempatkan-Nya di tempat pertama dalam hidup kita. Biarkan Tuhan bertahta menguasai hati, pikiran, dan roh kita. Berikan hati yang senantiasa menyembah-Nya, sehingga hanya kehendak-Nya saja yang terjadi dalam hidup kita. (In)
Keinginan apa yang akhirnya menjadi alah dalam diri saya?
No responses yet