Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 29 Mei 2023
Peringatan SP Maria Bunda Gereja
Kej 3:9-15,20 atau Kis 1:12-14
Mzm 87:1-3,5-7, R:3
Yoh 19:25-34
Kasih Terbesar
“Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.” – Yoh 19:34
Darah dan air yang keluar dari lambung Yesus ketika ditombak oleh salah satu prajurit Romawi menjadi bukti ketotalitasan pengorbanan-Nya bagi manusia. Darah-Nya membayar semua hutang dosa kita; sedangkan air, menyucikan dan membasuh hidup kita yang tadinya berlumuran dosa menjadi bersih dan dilayakkan untuk datang ke takhta Bapa yang kudus. Ketika membaca perikop ini saya pun diingatkan kembali untuk melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang sudah melukai saya. Seringkali saya berpikir sudah mengampuni, tetapi pada kenyataannya jika teringat kembali masih menyisakan luka, kesedihan, dan kemarahan. Hal itu secara tidak langsung menunjukkan jika saya belum sepenuhnya mengampuni.
Mengapa saya masih belum sepenuhnya mengampuni? Apa hak saya untuk tidak mengampuni? Sedangkan, Ia sendiri sudah memberikan nyawa-Nya untuk menebus kita yang sebenarnya tidak layak mendapatkan pengampunan.
Jika peristiwa itu terasa begitu menyakitkan, membuat kita malu, merasa gagal atau bahkan tidak berharga; ingatlah bahwa Ia terlebih lagi tersakiti, dipermalukan, ditinggalkan, bahkan dihukum untuk sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Namun, Ia tetap menjalaninya untuk menyelamatkan kita yang berdosa. Bagaimana mungkin ada orang yang mau mati bagi orang-orang yang menyakiti dan mengkhianati-Nya? Itulah kasih yang sejati. Ia sudah memberikan contoh hidup-Nya dan karena itulah kita juga harus mengampuni karena kita sudah lebih dulu diampuni. (Yy).
Masih adakah orang-orang yang belum anda ampuni secara total?
No responses yet