Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 29 November 2015
Yer 33:14-16
Mzm 25:4-5,8-10,14
1Tes 3:12 – 4:2
Luk 21:25-28,34-36
MENGIKUTI DORONGAN KASIH-NYA
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya. – 1Tes 3:13
Bagi sebagian orang, kematian adalah suatu topik yang menakutkan. Namun bagi orang yang percaya akan Tuhan, kita percaya kalau kematian merupakan awal kebahagiaan kita yang abadi dengan mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara langsung.
Sangat dipahami tatkala kita berada dalam masa kelam, bahkan terkadang mungkin seolah sampai berada di titik terendah, kita sepertinya tidak lagi dapat melihat dan merasakan keberadaan Tuhan. Yang ada dalam hati kita adalah rasa frustrasi. Namun satu hal yang perlu kita sadari, bahwa ketika kita berusaha untuk terus melekat kepada Tuhan, sesungguhnya hal itu sudah dimulai lebih dulu oleh Tuhan. Tuhan sangat memahami kelemahan kita, sehingga Ia sudah menyiapkan rahmat “kasih” yang ditaruh-Nya dalam hati kita. Rahmat itu dipakai-Nya untuk mendorong agar kita selalu mempunyai hati yang memandang kepada-Nya, sekalipun dalam masa kesukaran.
Sikap hati yang selalu bertekun mengikuti dorongan kasih-Nya, sekalipun sedang berada dalam titik tidak percaya kepada-Nya, akan membuahkan rahmat dari-Nya.
Marilah kita bersyukur ketika berada dalam kesukaran, sebab saat itulah kita bisa belajar apa yang disebut ketekunan. (In)
Apa yang saya lakukan ketika berada dalam ketidakpercayaan terhadap keberadaan Tuhan?
No responses yet