Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 29 September 2022
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
Dan 7:9-10,13-14 atau
Why 12:7-12a
Mzm 138:1-5
Yoh 1:47-51
Filosofi Kopi
“… Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” – Yoh.1:48
Saya tertarik ketika Natanael bertanya bagaimana Yesus dapat mengenalnya? Dan jawaban Yesus sederhana, tadi saya melihat
engkau di bawah pohon ara. Bukan suatu yang luar biasa apalagi mukjizat. Namun banyak orang berpikir bahwa Tuhan bekerja hanya bila ada mukjizat terjadi.
Di sebuah persekutuan doa, pemimpin acara meminta apakah ada yang mau bersaksi. Lalu naiklah seorang dan berkata bahwa saat doa berlangsung dia disembuhkan dari sakit kepala. Ia juga bercerita bahwa ia sudah sempat membeli obat namun belum sempat meminumnya. Mukjizat terjadi. Dan semua bertepuk tangan.
Kopi yang nikmat dihasilkan dari biji kopi yang bagus dan diproses dengan baik. Saya pernah melihat teman menyeduh kopi, menimbang dan mengaduknya. Menurut saya sangat ribet hanya untuk minum kopi saja. Namun untuk penikmat kopi, semua itu ada filosofinya, sehingga membuat kopi dapat mengeluarkan aroma dan rasa terbaiknya. Kopi instan tidak masuk hitungan bagi mereka.
Demikian juga cara Tuhan bekerja. Memang terkadang Tuhan melakukan mukjizat namun itu hanya kasus khusus dan secara umum bukan cara iman bekerja dalam hidup kita. Bila kita ingin merasakan berkat Tuhan yang terbaik dalam hidup kita caranya adalah berdoa dan mengusahakan yang terbaik. Hanya itu. Tidak ada shortcut. Bila ingin pandai, belajarlah. Bila ingin sukses, berusahalah. Bila ingin sehat, berolahragalah. Semua akibat yang baik berawal dari penyebab yang baik juga. Bagaimana kita hidup pada masa sekarang, akan menentukan bagaimana kita di masa depan. (Al).
Apakah kita sudah berdoa dan berusaha sebaik mungkin agar hasil terbaik dapat kita alami dalam hidup kita?
No responses yet