Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 03 Februari 2017
Ibr 13:1-8
Mzm 27:1,3,5,8-9
Mrk 6:14-29
YANG INDAH, YANG DIJAGA
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. – Ibr 13:4
Sebelum akhirnya menikah, saya berpacaran selama enam tahun. Mulai dari kuliah hingga telah bekerja. Mulai dari masa dengan gejolak kaum muda hingga merasa cukup dewasa. Selama itu banyak hal yang kami berdua alami. Suka duka, tawa tangis, kami lalui bersama. Selayaknya orang muda yang berpacaranm tentu tak lepas dari sentuhan fisik.
Sejak kecil, saya selalu diingatkan orang tua untuk selalu menjaga martabat sebagai perempuan. Jangan pernah melakukan yang seharusnya dilakukan oleh suami istri karena itu dosa. Demikian pesan yang tak henti diingatkan kepada saya. Sayapun paham dan sepenuhnya percaya bahwa kesucian hubungan seksual hanya untuk dinikmati oleh suami istri. Jika hal itu dilakukan sebelum pernikahan, hanya mendatangkan akibat yang tidak baik. Namun, kenyataannya banyak godaan atas hal tersebut.
Puji Tuhan, saya dan pasangan berhasil menjalani pacaran yang sehat hingga akhirnya menikah. Ada rasa bangga dalam diri kami karena berhasil memberikan kado pernikahan terindah bagi satu sama lain. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada melakukan hubungan intim dengan cincin kawin melingkar di jari manis kami.
Teman, di zaman yang super modern dan serba instan ini, banyak budaya dan nilai yang bergeser. Banyak anak muda yang sangat menikmati masa pacarannya hingga lupa dengan batas norma dan dosa. Yang dipikirkan hanyalah kesenangan sesaat tanpa pernah memperhitungkan akibat di masa akan datang.
Hari ini kita diingatkan, sekalipun zaman semakin maju, tetap ada norma dan aturan yang menjadi kehendak dan larangan Tuhan, termasuk mengenai perzinahan. (Ve)
Bagaimana saya memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan?
No responses yet