Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 03 Juni 2022
St. Karolus Lwanga
Kis 25:13-21
Mzm 103:1-2,11-12,19-20b
Yoh 21:15-19
Apakah Engkau Mengasihi-Ku? Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” – Yoh.21:17
Mengapa Yesus sampai tiga kali bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Bukan karena ingin menanyakan keseriusan Petrus atau sekedar mengingatkan Petrus sebab ia pernah tiga kali menyangkal diri-Nya.
Kalau kita mempelajari bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani, ada dua kata kasih yang digunakan dalam percakapan antara Yesus
dengan Petrus, yaitu agape (kasih yang tak bersyarat, rela berkorban) dan philia (kasih antar sahabat).
Pada pertanyaan pertama dan kedua, Yesus bertanya apakah Petrus mengasihi (agape) Yesus, sedangkan Petrus hanya sanggup mengasihi (philia) saja. Pada pertanyaan ketiga Yesus berkata, “Apakah engkau mengasihi (philia) Aku?” Yesus mengerti bahwa Petrus hanya mampu mengasihi-Nya sebatas kasih philia. Mendengar Yesus sampai menurunkan standard-Nya, sedihlah hati Petrus. Ia menyadari dirinya masih belum mampu mengasihi Yesus sebesar Yesus mengasihinya.
Karena untuk bisa mengasihi-Nya tanpa syarat itu butuh proses. Saya juga merasakan kesedihan yang sama, dimana saya masih belum mampu mengasihi-Nya seperti Ia mengasihi saya. Saya masih belum bisa memberikan semua untukNya, terkadang Ia masih kalah dengan urusan saya, bahkan sering terjatuh ke dalam dosa yang mendukakan-Nya.
Namun saya tahu, Ia sabar menghadapi saya, Ia sabar menanti sampai saya bisa memberikan kasih agape kepada-Nya. Seperti Petrus yang pada akhirnya memberikan seluruh dirinya, cinta
agapenya untuk Yesus, dengan rela disalib terbalik. (Vn).
Apakah kita mau mengasihi-Nya seperti Ia mengasihi kita?
No responses yet