Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 30 Agustus 2023
1 Tes 2:9-13
Mzm 139:7-12
Mat 23:27-32
Adakah Kebenaran Dibalik Teguran
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. – Mat 23:27
Dalam hidup ini, kita pasti pernah menegur dan ditegur orang lain.
Hal itu merupakan sesuatu yang tidak terelakkan. Sebenarnya, memberi teguran bisa membawa hal yang positif / perbaikan kepada orang yang menerima teguran. Namun, jika sebaliknya, maka akan membentuk sikap defensif / pertahanan diri.
Perkataan Yesus pastilah sangat menyakitkan hati ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi. Jadi, tak mengherankan jika mereka berniat untuk membunuh Yesus. Tapi apakah ada yang salah dalam perkataan Yesus? Tuhan Yesus mengatakan ahli Taurat dan orang Farisi sebagai orang-orang munafik. Mengapa? Karena mereka suka duduk di tempat terdepan dalam rumah-rumah ibadat. Mereka senang berdoa dengan kalimat yang indah dan panjang-panjang. Namun, mereka mengabaikan rasa keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita pernah merasa disakiti oleh orang lain: teman dekat, pasangan, kolega, atasan, bawahan. Entah mereka marah atas kesalahan kita atau merasa dirugikan karena kelalaian kita. Sebelum kita merasa tersinggung atas kata-kata mereka, coba ambil waktu untuk merenung. Apakah ada kebenaran di dalam kata-kata mereka? Ambillah hal yang positif.
Belajarlah dari teguran itu. Perbaikilah dan ampunilah mereka yang telah menyakitimu. Percayalah, jika engkau berhasil melakukannya, engkau telah menjadi orang yang lebih bijaksana. (Yo).
Saat saya ditegur, apakah saya marah atau menerima dan bertekad memperbaiki diri?
No responses yet