Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 30 April 2018
Kis 14:5-18
Mzm 115:1-4, 15-16
Yoh 14:21-26
Mama Sayang aku gak?
Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku – Yoh 14:21
Ketika dihukum, keponakan saya selalu mengatakan kepada ibunya, “Aku sayang mama…” sambil menangis tersedu-sedu. Ibunya selalu menjawab, “Kalau kamu sayang mama, tolong dengar apa yang mama katakan.”
Rasanya, sudah berulang kali juga firman Tuhan hari ini menyatakan dengan tegas bahwa cara kita mengasihi Dia adalah dengan melakukan perintah-Nya. Bagi saya, perintah ini sudah sangat jelas. Tidak perlu lagi dicari apakah ada maksud tersirat yang hendak Yesus katakan melalui firman-Nya ini. Kalau kita baca, bukan hanya satu kali Ia mengatakan perintah tersebut dalam bacaan hari ini. Ada dua kali Ia menyatakan hal yang sama, ditambah satu kali dengan pernyataan sebaliknya.
Perumpamaan sangat sederhana yang bisa saya katakan seperti ini: Bila sakit, perlu minum obat. Instruksi ini jelas sekali, tanpa ada maksud tersirat di dalamnya. Dan untuk menegaskan instruksi di atas, saya menambahkan: Bila tidak sakit, tidak perlu minum obat.
Dalam beberapa surat perjanjian yang pernah saya baca, jika ada pernyataan yang penting, akan disebutkan lebih dari satu kali. Bahkan untuk memperjelas maksudnya, dibuatlah kalimat kebalikan seperti di atas untuk menegaskan maksud dari pernyataan penting tersebut.
Ketaatan penuh kepada-Nya adalah ujud kasih kita kepada Tuhan. Ketaatan ini pula yang merupakan kunci dari seluruh apa yang tertulis dalam Kitab Suci. (AI)
Apakah saya mengasihi Tuhan dengan menunjukkan ketaatan kepada-Nya?
No responses yet