Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 30 Januari 2016
2Sam 12:1-7a,11-17
Mzm 51:12-17
Mrk 4:35-41
PANIK
Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa? – Mrk 4:38
Beberapa waktu lalu, kakak saya mengalami panic attack dan harus dirawat di rumah sakit. Tapi hingga saat ini saya masih bingung dengan yang disebut panic attack. Dalam pemahaman saya, mungkin itu sama seperti rasa kuatir yang berlebihan sehingga membuat kita mengalami ketakutan sehingga otak memberitahukan ke tubuh bahwa ada masalah yang berat.
Saya tidak bermaksud menulis tentang suatu penyakit, tetapi ingin mengajak kita untuk memeriksa diri. Karena kita juga sering diserang oleh hal tersebut, biasanya ketika ada suatu masalah yang membuat kita berusaha keras memikirkan jalan keluar sehingga kita lupa bahwa kita memiliki Tuhan yang terlebih besar dari masalah kita.
Omong-omong, para murid juga mengalami hal ini. Mereka yang sebagian besar adalah nelayan yang sangat mengerti cara mengemudikan kapal, tiba-tiba ketika menghadapi badai, seluruh kemampuan yang mereka miliki nampaknya sia-sia. Mereka akan tenggelam. Dalam keadaan panik, mereka membangunkan Yesus. Kalau kita bayangkan secara logika, lucu rasanya nelayan bertanya pada tukang kayu bagaimana melepaskan diri dari badai.
Sebelum kita mengalami hal itu, alangkah baiknya kalau kita selalu memulai hari yang baru dengan berdoa – meminta Tuhan menjadi Gembala bagi kita, membimbing setiap langkah kita, dan menuntun kita ke tempat dimana Ia ingin kita berada. Percayalah, bahwa Dia akan membimbing hidup kita. (An)
Sudahkah saya meminta Tuhan menjadi Gembala bagi hidup saya hari ini?
No responses yet