Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 30 Juli 2018
Yer 13:1-11
MT Ul 32:18-21
Mat 13:31-35
Berkarya tanpa bicara
Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan. – Mat 13:35
Pada saat kita berdoa, apakah kita melihat Tuhan hadir di samping kita? Apakah kita melihat Ia sedang mendengarkan doa kita? Tidak. Namun, kejadian sesudahnya yang membuat kita yakin bahwa Tuhan ada dan Ia mendengar setiap keluhan anak-anak-Nya.
Beberapa waktu lalu, saya berkumpul dengan teman-teman komunitas. Seorang teman memutar film kesaksian Andy Noya tentang doanya yang dijawab Tuhan. Dikisahkan kakak Andy Noya yang mengidap kanker stadium empat dan tidak mau berobat karena tidak memiliki cukup uang. Andy yang saat itu bekerja sebagai wartawan dengan gaji pas-pasan memaksa sang kakak untuk berobat. “Uang dapat dicari belakangan,” ujar Andy.
Semalam-malaman Andy berdoa. Paginya, semua berlangsung seperti biasa. Iapun berpikir kalau ia bukan orang yang cukup suci, maka doanya tidak didengar Tuhan. Saat berkendara menuju kantor, telpon berdering. Ia diminta membawakan acara di sebuah perkumpulan perbankan yang akhirnya disanggupinya.
Malam itu, Andy membawakan acara di hadapan para bankir. Semua orang tampak senang dan puas. Saat hendak pulang, ia menerima sebuah cek. Ternyata, jumlah yang tertera di cek itu sama persis dengan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pengobatan kakaknya. Tidak kurang dan tidak lebih sesenpun.
Lihatlah, betapa Tuhan berkarya dalam kehidupan kita secara diam-diam. Semua dilakukan-Nya demi kebaikan kita. (Yo)
Apakah saya senang “gembar-gembor” tentang perbuatan baik yang saya lakukan?
No responses yet