Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 30 Juni 2025

Kej 18:16-33
Mzm 103:1-4,8-11
Mat 8:18-22

Setia Tanpa Syarat

“Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” – Mat 8:19

Jikalau kita renungkan, kita seringkali berjanji banyak hal kepada Tuhan. Kita seringkali mengatakan bahwa kita akan mengikuti Dia kemanapun Dia pergi, kemanapun Dia mengutus kita. Kita mengatakan bahwa kita akan tetap setia, apapun yang terjadi. Sungguhkah demikian? Bukankah ketika badai menerjang, ketika salib itu terasa semakin berat, terkadang kita tanpa sadar mengambil jarak dengan Tuhan? Seakan-akan kita lupa dengan janji dan semua kata-kata manis yang sudah kita ucapkan. Seakan-akan iman dan harapan menjadi bersyarat dan tergantung pada situasi yang kita hadapi. Kita menjadi takut karena “hasil dari mengikuti Yesus” tampaknya tidak sesuai dengan harapan kita. 

Tetapi, bukankah Yesus sendiri memang tidak pernah berjanji bahwa ketika kita mengikuti-Nya semua doa kita akan terkabul dan hidup kita akan mudah? Tidak, Ia tidak pernah berjanji seperti itu. Yesus jelas mengatakan bahwa mengikuti-Nya berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Dan yang Ia janjikan adalah akan tetap menyertai saat kita menghadapi banyak tantangan dalam hidup. Ia mengutus Roh Kudus-Nya untuk memberikan kita kekuatan dan hikmat ketika kita mau bersandar kepada-Nya.

Dan bagaimana jika memang saat ini Tuhan sedang menuntun kita melewati badai itu? Kita tidak sendirian. Ia bersama kita, menggandeng tangan kita, seperti janji-Nya, Ia akan selalu bersama kita hingga akhir zaman. Dan seringkali lewat badai yang kita alami, hati dan pribadi kita diubahkan, luka kita disembuhkan, dan kita menjadi lebih mengenal Yesus.

Marilah kita memeriksa hati kita lalu berani untuk mengambil komitmen kembali, “Yesus, kemanapun Engkau pergi dan menuntunku, aku akan mengikuti Engkau!” (Ai).

Tuhan mampukan aku untuk selalu setia mengikuti-Mu.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *