Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 30 Mei 2023
Sir 35:1-12
Mzm 50:5-8,14,23
Mrk 10:28-31
Upah Setia
“Orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. ” – Mrk 10:30
Sudah 5 tahun Fera meninggalkan kampung halamannya di Flores.
Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara. Orang tuanya bekerja sebagai petani dan hasilnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Berhubung adiknya ingin kuliah, maka ia terpanggil untuk membantu meringankan beban orang tuanya. Ia bersama beberapa temannya pun merantau ke Jakarta.
Pada mulanya ia bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga, ia bekerja dengan rajin dan jujur, serta tak pernah melupakan doa. Suatu hari ia diberi kesempatan untuk merawat para biarawati lansia di sebuah kongregasi. Setelah biarawati tersebut berpulang, ia dipertemukan dengan oma di lingkungan kami, Oma Ben. Oma Ben tinggal sendirian karena suaminya sudah lama meninggal dan anak semata wayangnya menjadi pastor. Untuk menghibur Oma, ketua lingkungan selalu mengadakan doa bersama di rumah Oma. Fera yang bertugas merawat Oma terlihat aktif mengambil peran dan beberapa kali diminta untuk memimpin rosario. Saat Oma meninggal, ia kebingungan mencari tempat tinggal. Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga, saat itu ia juga terkena covid. Atas kemurahan hati romo (anak Oma Ben), ia diijinkan untuk tetap tinggal di rumah Oma.
Berbagai bantuan, mulai dari obat-obatan sampai kebutuhan rumah tangga, di support oleh orang-orang lingkungan / wilayah. Walaupun tinggal di Jakarta dan tidak memiliki saudara, namun karena kesetiaannya mengikuti kegiatan doa lingkungan, ia memperoleh “keluarga baru” yang jauh lebih banyak jumlahnya, yang dengan tulus mengasihinya seperti layaknya keluarga sendiri. (Yo).
Sejauh mana kesetiaan saya kepada-Nya saat ini?
No responses yet