Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 30 November 2016
Rm 10:9-18
Mzm 19:2-5
Mat 4:18-22
MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. – Rm 10:17
Suatu kali saya bertemu dengan sebuah komunitas Kristiani yang cukup aneh. Di sana diajarkan bahwa ke gereja tiap Minggu itu tidak wajib. Karena di dalam komunitas, kita bisa membaca Firman Tuhan dan membahasnya. Jadi pertemuan di rumah seorang teman dan membahas Alkitab sudah memenuhi esensi daripada pergi ke gereja di hari Minggu.
Saya tercengang dan bingung mengapa bisa ada pengajaran seperti itu, karena jelas iman kita timbul bukan hanya dari membaca Alkitab dan membahasnya, tetapi juga dari pendengaran akan firman-Nya. Mendengar firman dinyatakan berbeda dengan membacanya secara psikologis manusia.
Dalam Sakramen Ekaristi, bukan hanya bacaan yang dibacakan dan kita dengar, tapi hampir seluruh bagian dari misa berasal dari Alkitab, dan kita mendengar semuanya itu di dalam doa dan lagu yang diserukan. Sebagian bahkan kita nyanyikan bersama dengan seluruh umat. Hal seperti ini tentu tidak ada dalam pembahasan Alkitab di rumah yang bentuknya lebih seperti pendalaman Alkitab.
Dalam Injil hari ini diceritakan beberapa rasul mendengarkan Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya, alhasil, iman mereka mulai bertumbuh. Panggilan ini mereka dengar dan mereka respon sehingga mereka dapat menjadi rasul-Nya. Begitu juga dengan kita, Tuhan pasti pernah memanggil kita lewat berbagai hal di dalam kehidupan kita. Apakah kita mendengarkan-Nya? Apakah berbagai bentuk firman-Nya dalam Sakramen Ekaristi sudah kita dengar? Iman kita pasti bertumbuh apabila kita mendengarkan Dia. (Aw)
Apakah Firman-Nya telah membuat iman saya bertumbuh?
No responses yet