Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 30 November 2017
Rm 10:9-18
Mzm 19:2-5
Mat 4:18-22
Kesungguhan
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. – Mat 4:20
Yesus adalah seorang revolusioner. Dia mendobrak segala pemikiran publik yang sudah dianggap biasa walaupun sebenarnya kurang sesuai dengan kehendak Allah. Dia mengajarkan arti kasih Bapa yang sesungguhnya dan Dia membuat kita mengerti bagaimana seharusnya menjalani kehidupan ini.
Karena itu, mengikuti Yesus tidak bisa dilakukan setengah hati. Ketika kita sudah memutuskan untuk mengikuti ajaran-Nya, tidak bisa lagi kita menjalankan hidup kita dengan cara yang lama, karena kedua hal itu bertentangan. Mengikuti Yesus membutuhkan kesungguhan. Tanpa kesungguhan hati, akan sulit bagi kita untuk menjadi berbeda dari orang lain. Tanpa kesungguhan hati, kita akan mudah tergoda untuk menjalani kehidupan kita yang lama.
Memang Simon Petrus dan Andreas dengan bersungguh hati segera meninggalkan jala mereka untuk mengikuti Yesus, tapi bukan berarti kitapun harus meninggalkan pekerjaan kita begitu saja untuk mengikuti Yesus. Memang ada orang-orang yang berkomitmen demikian, dan hal itu baik ketika mereka mampu memberkati orang lain dengan mengabdikan seluruh hidup mereka bagi Yesus. Namun setidaknya kita mampu mencontoh apa yang Simon Petrus dan Andreas lakukan dengan bersungguh hati meninggalkan jalan hidup kita yang lama. Dengan demikian, kitapun dapat meneladani tindakan mereka dan menyebut diri kita sebagai pengikut Yesus. (Hd)
Sanggupkah saya meninggalkan jalan hidup yang lama dan mengikuti Yesus seutuhnya?
No responses yet