Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 30 September 2018
Bil 11:25-29
Mzm 19:8,10,12-14
Yak 5:1-6
Mrk 9:38-43,45,47-48
Penderitaan Untuk Tujuan Yang Lebih Baik
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka.. – Mrk 9:45
Ketika menjalani operasi pengangkatan gigi geraham belakang di rumah sakit, saya masuk ke kamar rawat yang bersebelahan dengan seorang bapak. Ia adalah pasien rawat inap karena Diabetes Mellitus yang cukup berat.
Sudah beberapa bulan ia menjalani cuci darah, karena fungsi ginjalnya sudah memburuk. Saat itu, lutut kiri ke bawah mengalami kebusukan dan dokter menyarankan untuk prosedur amputasi agar pembusukan pada kakinya tidak semakin meluas.
Saya yang ikut mendengar diagnosa dokter merasa terenyuh. Setelah dokter meninggalkan ruangan, saya menanyakan kondisinya. Kakinya terlihat cukup mengerikan dengan luka bernanah menganga. Namun ia sudah tidak merasakan apa-apa lagi pada kaki kirinya. Dalam kondisi normal, saya yakin pasti rasanya tidak tertahankan untuk luka seperti itu. Bapak itu menyatakan bahwa ia sudah menerima apapun yang akan terjadi dengan kondisinya saat itu.
Pengalaman di atas adalah kejadian nyata dalam realitas kehidupan yang menyerupai perumpamaan dalam Injil hari ini. Ia terpaksa harus kehilangan salah satu kakinya. Jika tidak, ia mungkin harus kehilangan lebih banyak anggota tubuhnya atau bahkan nyawanya.
Dalam kehidupan ini, terkadang kita harus bersikap tegas dan berani membuang kebiasaan-kebiasaan buruk kita, walaupun berat. Tapi, bila dibiarkan, pembusukan akan terus menyebar dan pada akhirnya akan sulit diatasi. (Md)
Apakah saya menyadari “pembusukan” yang sedang terjadi dalam hidup saya?
No responses yet