Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 31 Juli 2022
Hari Minggu Biasa XVIII
Pkh 1:2; 2:21-23
Mzm 90:3-6,12-14,17
Kol 3:1-5,9-11
Luk 12:13-21
Orang Kaya, Tapi Bodoh
Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? – Luk.12:19-20.
Belum lama terjadi, ketika krisis ketersediaan rumah sakit diseluruh penjuru Jakarta. Masih terngiang dalam ingatan saya, bagaimana sulitnya waktu itu mencari tabung oksigen, obat-obatan, tenaga medis dan juga perawatan di rumah sakit. Pemandangan antrian mobil yang panjang, berisi pasien covid-19 dengan kasus sedang dan berat sudah terjadi dari jalan sebelum pintu masuk ke rumah sakit.
Ya, badai covid–19 yang melanda saat itu, meninggalkan kengerian dan kesedihan yang mendalam. Banyak korban jiwa yang berjatuhan. Ditambah lagi dengan kepanikan dan kelangkaan obat dan oksigen yang terjadi, membuat suasana saat itu cukup mencekam.
Dari berbagai kalangan, kaya-miskin, tidak banyak yang terluput dari ancaman kematian akibat virus tersebut. Pada saat itu, harta dan kerja keras yang telah dikumpulkan sepanjang hidup, rasanya menjadi seperti tidak berarti. Terbukti, harta tidak mampu membeli nyawa dan kesehatan seseorang pada saat itu. Hanya kemurahan Tuhanlah yang dapat meluputkan seseorang yang telah kritis saat itu dari maut. Peristiwa saat itu, mengingatkan kita, bahwa kita tidak tahu kapan ajal dapat datang menjemput. Segala sesuatu yang kita ributkan dan perebutkan selama hidup ini, demi kepentingan untuk menjadi kaya, akan menjadi tidak berguna lagi. Semoga kita tidak menjadi orang kaya yang bodoh dalam hidup yang singkat ini. (MD).
Bapa, bantu kami untuk dapat memanfaatkan kekayaan yang ada untuk suatu kebaikan bagi orang lain.
No responses yet