Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 04 Agustus 2017
Im 23:1,4-11,15-16,27,34b-37
Mzm 81:3-6,10-11
Mat 13:54-58
PENOLAKAN
Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya. – Mat 13:57
Setiap kali menulis tentang Injil ini, hati saya ikut bersedih, sekaligus juga bersyukur. Ya, saya bersyukur karena diizinkan untuk mengalami rasanya ditolak di tempat asal dalam perjuangan merintis gereja sejak muda. Namun lewat perjuangan ini juga, saya bisa melihat dan merasakan dukungan dari para pastor, kaum religius, dan bapak spiritual saya. Hingga hari ini saya masih tetap tegar karena saya mengimani di balik salib berat yang saya panggul, ada rahmat Tuhan yang besar yang saya terima. Oleh karena itu, saya tetap menikmati hidup saya dalam sukacita.
Di dalam keheningan doa, saya diajak untuk melihat masih banyak sekali contoh penolakan dalam hidup ini, terutama bayi yang ditolak dalam rahim ibunya, bayi yang digugurkan, anak-anak cacat yang ditolak keluarga, bayi yang dibuang begitu dilahirkan. Melihat semua kenyataan itu, saya menyadari bahwa saya tidak sendirian.
Mari kita belajar untuk melihat hal positif dan berkat yang kita terima di dalam hidup ini…betapa banyak orang yang mengasihi kita, yang peduli akan hidup kita, dan senantiasa menyemangati kita untuk terus melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan. Bersyukurlah juga bahwa kita diberi kesempatan untuk ikut memanggul salib yang Ia percayakan kepada kita. (Ld)
Tuhan, terima kasih atas rahmat-Mu yang selalu memampukanku untuk tetap melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu.
No responses yet