Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 04 Mei 2018
Kis 15:22-31
Mzm 57:8-12
Yoh 15:12-17
Mengasihi karena Ia telah mengasihi
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. – Yoh 15:12
Sekali waktu, dalam sharing kelompok ’sel’, para pasutri menceritakan pengalaman dalam kehidupan pernikahannya. Ternyata kenyataannya, memang dua orang berkepribadian berbeda pasti mengalami tantangan ketika hidup bersama.
Lucunya, seperti ada dua kubu antara yang berkepribadian plegmatis dengan yang koleris atau melankolis. Kisah yang disharingkan sungguh mirip antara pengalaman yang satu dengan yang lainnya. Kubu plegmatis mengisahkan sering dimarahi oleh pasangan karena terlambat, didorong untuk membuat keputusan secara cepat, sering diminta untuk lebih agresif dan berinisiatif. Sedangkan kubu satunya merasa gemas karena pasangannya sering membuat mereka terlambat, keinginan pasangan menolong tanpa harus diminta terlebih dulu, merasa kesal karena pasangan sering plin-plan.
Dari sharing itu, kami jadi tertawa bersama karena ternyata masalah rumah tangga yang sama juga terjadi di antara pasangan yang lain. Kami jadi menyadari dan mengakui bahwa masalah perbedaan ini akan terus ada, namun karena kasih, kita jadi lebih dapat mengerti dan menerima pasangan kita apa adanya. Kita tidak dapat memaksa mereka menjadi seperti kita, tetapi kita perlu mendorong agar pasangan kita mengembangkan kelebihan mereka dan mengikis kelemahannya. Dan hal ini memakan waktu yang lama, kita perlu saling bersabar. “Menikahi yang dicintai adalah biasa. Mencintai yang dinikahi, ini luar biasa”
Kita juga perlu ingat bahwa kita tidak pernah sendirian. Allah mengasihi kita dan Ia terus menemani kita dalam perjalanan ini. Marilah kita juga mengasihi pasangan kita sebagaimana Allah mengasihi kita. (Aw)
Apakah saya sudah bisa mengerti dan menerima perbedaan kepribadian pasangan saya?
No responses yet