Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 04 November 2017
Rm 11:1-2a,11-12,25-29
Mzm 93:12-15
Luk 14:1,7-11
Upah kerendahan hati
Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. – Luk 14:11
Rasa ingin dihargai dan dipuji bisa menjadi awal kesombongan. Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayani-Nya. Dengan karunia yang kita miliki, jika tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan-Nya.
Saat saya hendak melayani, saya masih sering jatuh dalam dosa ini. Hal ini membuat saya lagi-lagi datang kepada Tuhan memohon pengampunan, karena tergoda untuk mengambil milik-Nya, yaitu kemuliaan-Nya.
Kejahatan yang ada dalam hati dan pikiran kita mungkin tidak terlihat oleh orang lain, namun Allah kita adalah Allah Yang Maha Tahu. Ia tidak akan berkenan bertahta di atas dosa saat kita melayani-Nya. Bahkan mungkin pelayanan kita menjadi persembahan yang malah membuat Tuhan merasa jijik (Yesaya 1:13).
Ketika kita merasa tidak mampu berbuat apa-apa dan bergantung kepada pertolongan-Nya, saat melayani-Nya, Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Tuhan akan memakai tubuh, jiwa, dan roh kita untuk membawa umat-Nya masuk dalam persekutuan yang dalam dengan-Nya.
Allah Yang Maha Tinggi ingin kita mengambil tempat yang paling rendah di hadapan-Nya, agar Ia tetap berada di tempat-Nya sehingga Ia dapat menurunkan kemuliaan-Nya bagi kita. Dan Tuhan akan memberi upah atas kerendahan hati kita dengan “kehormatan” (Amsal 22:4). (In)
Apakah saya masih sering jatuh dalam dosa kesombongan?
No responses yet