Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 05 Februari 2021
Ibr 13:1-8
Mzm 27:1,3,5,8-9
Mrk 6:14-29
Masih Dendam?
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia. – Mrk 6:19
Beberapa waktu lalu saya membaca artikel menarik di sebuah media online. Judulnya “Tak Mau Balas Dendam Usai Tersakiti. Kemarahan Tidak Bisa Memecahkan Masalah”.
Dalam artikel tersebut, narasumber yang merupakan model dan mantan VJ MTV mengatakan bahwa kejadian yang sudah terjadi biarlah menjadi cerita masa lalu. Kemarahan tidak bisa memecahkan permasalahan, tidak bisa memperbaiki apapun, dan balas dendam tidak akan dianggap benar.
Sakit hati harus diberi “obat” pengampunan. Sakit hati yang dibiarkan akan berubah menjadi dendam. Dendam yang berkepanjangan bisa menimbulkan niat dan keinginan jahat. Rasul Paulus dengan tepat sekali megnatakan bahwa sebelum matahari terbenam, amarahmu harus padam. Hal itu bukan untuk kepentingan musuh, tetapi untuk kesejahteraan diri kita sendiri.
Beberapa dampak buruk bagi orang yang suka menyimpan dendam adalah memicu resiko penyakit jantung dan stroke, menimbulkan sakit kepala dan gangguan kecemasan, perubahan susunan hormon otak yang menyebabkan hubungan dengan sesama menjadi tidak baik, serta menyebabkan penuaan dini.
Herodias menyimpan dendam terhadap Yohanes Pembaptis dan membunuhnya melalui Herodes “suami baru”nya. Hal ini menyebabkan Herodes menjadi “halu” dengan menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang bangkit dari kematian. Lihatlah, dendam tidak menyelesaikan masalah, tetapi membuat masalah baru. (Yo)
Apakah saya masih menyimpan dendam sampai sekarang?
No responses yet