Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 05 Juni 2021

Tb 12:1,5-15,20
MT Tb 13:2,6-8
Mrk 12:38-44

Persembahanku

..tetapi janda ini memberi dari kekurangannya.. – Mrk 22:44

Tuhan ingin memiliki hati kita, bukan harta benda kita. Yang Tuhan inginkan adalah memiliki semuanya, termasuk hidup kita.

Memberi persembahan kepada Tuhan bukan berarti bahwa Tuhan membutuhkan uang kita, karena yang terpenting dalam persembahan bukanlah persembahan itu sendiri, melainkan kepada siapa kita memberikan persembahan.

Di zaman sekarang, bagi banyak orang, memberikan persembahan di gereja seperti sudah menjadi rutinitas dan kewajiban. Bahkan angkanya tetap dari minggu ke minggu selama bertahun-tahun. Persembahan bukanlah upeti supaya Tuhan senang. Tetapi berikanlah persembahan kepada Tuhan sebagai tanda atau simbol akan pemberian diri kita kepada Tuhan. Memberikan persembahan setiap minggu di gereja tanpa sikap hati yang benar juga adalah sebuah kesia-siaan.

Saya senang dengan gambaran persembahan dalam Perjanjian Lama. Hewan yang harus mati sebagai persembahan kepada Allah saat itu mencerminkan kehendak Allah agar kita juga mempersembahkan sesuatu yang mati di dalam hati kita. Entah itu keegoisan kita, rasa memiliki yang kuat dalam diri kita, keterikatan akan harta benda, dosa, rasa aman, berikanlah itu semua sebagai persembahan kepada Allah karena Ia jauh lebih tertarik dengan hidup ktia daripada sekedar harta benda duniawi.

Sama seperti janda yang memberi dari kekurangannya, memberikan seluruh yang ada padanya, bahkan seluruh hidupnya, demikian juga mari kita memberikan hidup kita dan semua yang kita miliki sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada-Nya. (Al)

Apa yang dapat saya “matikan” dalam hati dan hidup saya sebagai persembahan kepada Tuhan?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *