Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 05 September 2018
1Kor 3:1-9
Mzm 33:12-15,20-21
Luk 4:38-44
Zona Nyaman
Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. – Luk 4:43
Di rumah, saya punya sebuah sofa empuk yang membuat saya merasa sangat nyaman duduk di sana. Jika sudah duduk di sofa itu, saya menjadi malas untuk bergerak atau berpindah. Jadi merasa sama seperti anak-anak saya yang bisa menghabiskan waktu seharian di dalam kamar dan tidak mau keluar.
Ya, kita semua memiliki zona nyaman yang membuat kita malas untuk melakukan aktivitas lain. Zona nyaman setiap orang pasti berbeda. Yang sama adalah ketika kita berada dalam zona nyaman, kita cenderung ingin terus menikmati kenyamanan tersebut.
Setiap orang memiliki cara pandang, cara menyelesaikan masalah, dan cara menjalani hidup. Semua itu membentuk pola hidup yang tertanam dalam hidup kita. Dan ketika kita dihadapkan pada sebuah tantangan, biasanya kita akan memilih mundur atau menghindar. Hal ini bisa berakibat tidak baik karena membuat kita enggan mencoba sesuatu yang baru. Sementara dinamika hidup sekarang menuntut kita untuk selalu dapat menyesuaikan diri.
Yesus bisa saja merasa betah tingggal di kampung Petrus, namun Ia memilih untuk pergi dari sana karena Ia memiliki tugas perutusan untuk memberitakan Injil ke tempat lain. Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap berkarya di tengah kesibukan kita dan rasa nyaman yang kita nikmati? Apakah kita terus belajar hal baru untuk memberitakan kabar sukacita? (An)
Apa comfort zone saya?
Apakah hal itu membuat saya enggan untuk melakukan hal lain?
No responses yet