Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 06 Agustus 2016
Dan 7:9-10,13-14 atau 2Ptr 1:16-19
Mzm 97:1-2,5-6,9
Luk 9:28-36
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
SUMBER KEMULIAAN
Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia. – Luk 9:35
Ketika masih bersekolah, ayah saya menjadi figur utama dalam hidup saya. Ia menjadi sumber perlindungan, tempat saya meminta sesuatu dan mendapatkan persetujuan. Ayah saya seorang yang lembut hatinya, tetapi dalam mendidik kami, beliau bisa “tega” mendisiplinkan kami dengan rotan. Oleh karena itu, ayah juga menjadi sumber “peraturan” dalam setiap tindak-tanduk saya.
Tetapi pribadi ayah agak tertutup. Ia tidak biasa mengungkapkan pujian kepada kami secara langsung, karena itu tanpa sadar saya menjadi sangat berharap mendapatkan kalimat pujian darinya. Rasa lapar akan pujian dari ayah ini mengalahkan semua pujian yang saya terima dari manapun, padahal saya termasuk berprestasi sangat baik dalam hal akademik. Mungkin ini cara beliau untuk mendidik kami agar tidak cepat merasa puas atau menjadi sombong.
Saya baru menyadari kehausan akan “penghargaan” dari beliau ketika seorang temannya mengatakan kepada saya bahwa ayah sangat bangga terhadap saya. Ia seringkali mengatakan hal itu kepada teman-temannya. Saat mendengar itu, saya merasa menjadi seorang yang berarti, dan sepertinya apa yang selama ini tidak lengkap dalam diri saya menjadi sempurna pada hari itu.
Yesus bukanlah pribadi yang mencari pujian dan hormat. Ia bahkan meninggalkan kemuliaan-Nya di surga untuk datang ke dunia. Ia tidak mencari pengakuan dari dunia, juga penolakan dunia tidak membuat-Nya patah hati. Ia menjadikan Bapa-Nya saja sebagai sumber kemuliaan-Nya.
Kemuliaan yang kita dapatkan dari dunia tidak akan memuaskan jiwa kita. Hanya ketika Bapa Surgawi memuliakan kita, maka kita akan menemukan kerinduan terdalam hati kita. (Pt)
Dalam hal apa saya menerima bagian dari kemuliaan Tuhan?
No responses yet