Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 06 Juli 2018
Am 8:4-6,9-12
Mzm 119:2,10,20,30,40,131
Mat 9:9-13
Gereja adalah Rumah Sakit
Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. – Mat 9:12
Suatu hari seorang teman ke Gereja untuk menghadiri Ekaristi. Dalam homili, imam menyinggung soal homoseksual dan terkesan menyerang orang-orang yang punya kecenderungan ini karena mereka sudah dianggap berdosa. Teman saya yang memang punya pergumulan itu menjadi sakit hati karena dihakimi sebagai orang berdosa langsung dari mimbar saat misa kudus. Akhirnya ia keluar dan meninggalkan imannya sebagai seorang Katolik, padahal ia dibesarkan dari kecil dalam keluarga dan dunia Katolik.
Saya sangat menyayangkan sekali kejadian itu. Karena saya tahu, bagi yang punya pergumulan itu, tidak mudah untuk menjalaninya dan tidak banyak yang mau memahami dirinya. Kebanyakan orang tidak melihat bahwa ada kecenderungan itu bukan berarti otomatis sama dengan dosa. Dokumen-dokumen gereja sudah menjelaskan dengan baik juga.
Justru mereka sangat membutuhkan Kristus untuk menjalani kehidupannya. Gereja (para klerus dan kita semua) seharusnya menolong dan memberi pengertian yang tepat, agar umat-Nya tidak hilang, tetapi menemukan kekuatan, pemulihan, semangat, dan cinta kasih Allah. Kalau bukan di dalam gereja, di mana lagi?
Marilah kita menyerukan kesembuhan dan kesehatan bagi mereka yang sakit dan bergumul, bukan menghakimi. “Gereja adalah rumah sakit, dan bukan ruang sidang. Dia tidak menghukum atas nama dosa, tetapi memberikan pengampunan dosa” (St. Yohanes Krisostomus). (Aw)
Apakah saya menjadi agen kesembuhan bagi mereka yang sakit secara rohani?
No responses yet