Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 06 Mei 2016
Kis 18:9-18
Mzm 47:2-7
Yoh 16:20-23a
SAINGAN YESUS
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. – Yoh 16:22
Pada malam perpisahan dengan murid-murid-Nya, kita bisa melihat betapa Yesus memiliki hubungan yang personal dengan mereka, dan Ia sangat mengasihi mereka. Penulis Injil Yohanes mengawali kisah perjamuan terakhir ini dengan pernyataan demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Ia telah menjadi seorang Guru bagi mereka, dan menyapa mereka dengan sebutan anak-anak-Ku. Iapun mengenal isi hati dan kesedihan mereka.
Pesan Yesus pada ayat di atas ditujukan secara pribadi kepada murid-murid-Nya. Namun pernyataan ini juga bisa menjadi sebuah ungkapan pribadi bagi kita apabila kita membangun hubungan yang pribadi dengan-Nya. Namun di tengah dunia yang sangat sibuk dan semakin tidak ramah terhadap kemanusiaan dengan budaya persaingan, masihkah kita memiliki waktu untuk menghadiri “perjamuan” bersama-Nya? Bersatu dengan-Nya dalam komuni kudus atau dalam doa pribadi kita? Adakah hati kita dipenuhi kerinduan untuk selalu melihat wajah-Nya? Adakah hati kita masih dipenuhi kegembiraan setelah bertemu dengan Tuhan? Dan mampukah kita membawa kegembiraan itu ke dalam dunia yang saat ini semakin dipenuhi teror dan kekerasan? Apakah Yesus harus bersaing dengan dunia untuk mendapatkan perhatian kita?
Semoga kita tidak membiarkan dunia merampas sukacita kita. (Pt)
Apa tantangan terbesar saya untuk membawa sukacita Tuhan kepada dunia?
No responses yet