Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 06 November 2016
2Mak 7:1-2,9-14
Mzm 17:5-6,8b,15
2Tes 2:16 – 3:5
Luk 20:27-38
KEMATIAN
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup. – Luk 20:38
Kematian tidak hanya bisa terjadi secara jasmani. Selama ini kematian yang kita ketahui adalah ketika paru-paru kita berhenti bernafas dan tubuh kita tidak lagi berfungsi. Padahal, ada juga kematian jenis lain, yaitu kematian rohani. Ini terjadi ketika tubuh kita masih dapat berfungsi dengan baik namun jiwa kita telah mati. Ibaratnya, kita hidup seperti zombie. Kita hidup, tapi tidak benar-benar menghidupi hidup kita sendiri.
Terkadang kita tidak menyadarinya. Karena kematian jenis ini terjadi perlahan, tapi pasti. Ketika kita tidak lagi berani untuk bermimpi, ketika kita tidak lagi memiliki pengharapan dalam hati, ketika kita hidup hanya untuk menghabiskan 24 jam tanpa waktu yang tersisa tanpa tujuan, ketika itulah secara perlahan jiwa kita melemah dan mati. Yang menyedihkan, begitu banyak orang yang menjalankan hidupnya seperti ini, baik yang sudah berumur maupun yang masih muda. Dan bila kita tidak melakukan sesuatu untuk mencegahnya, kematian rohani itu akan terjadi sebelum kita menyadarinya.
Teman, gunakanlah setiap detik dalam hidup kita dengan sebaik-baiknya. Hiduplah dengan semangat. Hiduplah dengan sukacita. Ketika ada tantangan menghadang, datanglah kepada Tuhan. Di hadapan-Nya, semua orang menjadi hidup. Datanglah kepada Sang Sumber Kehidupan. Jangan biarkan jiwa kita mati sebelum waktunya. Biarlah hari-hari kita dihidupi dengan segala kepenuhan. Biarlah Tuhan kita yang hidup yang menjadi pusat dalam kehidupan kita yang sesungguhnya. (Hd)
Adakah hal dalam hidup saya yang membuat saya putus asa? Serahkanlah hal itu kepada Tuhan.
No responses yet