Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 07 Desember 2015
Yes 35:1-10
Mzm 85:9-14
Luk 5:17-26
MEMBONGKAR ATAP
Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu. – Luk 5:18b-19a
Tiga tahun lalu, ketika kami mengunjungi keluarga di Jakarta, ayah mertua saya meminta untuk dibaptis. Sebagai anak, kami semua merasa bahagia dengan permintaannya. Kami menyampaikan permohonan agar ayah bisa dibaptis segera mengingat kondisi fisiknya yang sangat terbatas dan kami hanya berada di Jakarta selama sebulan, serta kerinduan kami untuk bisa mendampingi beliau saat dibaptis. Dengan kebijakan romo, ayah mendapat katekisasi intensif dan dibaptis oleh romo, bahkan di dalam misa dengan iringan lagu-lagu karismatik yang disenangi oleh beliau.
Sekarang, kondisi ayah sudah sangat menurun, baik secara fisik maupun secara pikiran. Kami sangat bersyukur kalau beliau sudah dibaptis dan membuat keputusan itu sendiri saat ia masih sehat dan jernih pikirannya.
Mungkin banyak orang yang tidak seberuntung mertua saya. Betapa banyak orang yang ingin mengenal Yesus dan beribadah kepada-Nya, tetapi mendapat halangan besar dari dunia sekarang ini. Di Indonesia dan banyak negara lainnya, kekristenan mendapat tekanan baik secara politik maupun fisik. Di negara majupun, kekristenan juga ditindas secara politik dan sosial, sampai ada pendapat bahwa kekristenan adalah agama yang paling ditindas pada jaman ini. Apapun tantangan yang kita hadapi, marilah kita tidak berputus asa untuk menemui Yesus, bahkan dengan cara yang kelihatan mustahil sekalipun. Dengan bersama, tidak akan sulit bagi kita untuk menggotong seseorang dengan ranjangnya ke atas atap rumah. (Pt)
Dalam setahun ini, adakah saya menjadi perantara bagi orang lain untuk mengenal atau menemui Tuhan?
No responses yet