Renungan Katolik “Bahasa Kasih”S
enin, 07 Februari 2022
1 Raj 8:1-7,9-13
Mzm 132:6-10
Mrk 6:53-56
Harapan Dalam Yesus
Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. – Mrk 6 : 56
Dulu saya berpikir, wanita yang sudah 12 tahun pendarahan menjamah jumbai baju Yesus, karena ini bagian yang paling mudah untuk diraih dalam kerumuman. Karena jumbai ini menjuntai, maka mudah untuk dijamah atau diraih oleh tangan. Ternyata saat menulis renungan ini, saya menyadari bahwa jumbai jubah ini memiliki histori tersendiri bagi bangsa Israel.
Jumbai adalah ujung jubah yang diikat dengan benang berwarna ungu kebiruan. Jumbai dibuat pada keempat ujung kain atau jubah setiap orang Israel sejak ditetapkan oleh Tuhan lewat Nasi Musa (Bilangan 15 : 37-41). Tujuan dari jumbai tersebut adalah agar setiap kali mereka melihat jumbai itu, mereka akan selalu ingat akan segala Firman dan perintah Tuhan serta melakukannya. Dan supaya bangsa Israel juga ingat akan segala kebaikan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Bagi orang Israel, melihat jumbai jubah artinya melihat pengharapan.
Wanita yang pendarahan itu memiliki iman dan pengharapan, bahwa cukup dengan menjamah jumbai jubah saja, maka penyakitnya akan sembuh dan terjadilah sesuai dengan iman wanita tersebut. Berita kesembuhan ini pasti sudah menyebar keman-mana, sehingga Ketika Yesus sampai di Genesaret, kemanapun Ia pergi banyak orang yang minta supaya diperkenankan untuk menjamah jumbai jubah Yesus dan mereka percaya bahwa cukup dengan menjamah jumbai saja maka mereka sembuh. (Dn)
Apakah Saya sedang menghadapi masalah atau sedang dirundung oleh sakit penyakit?
Datanglah kepada Yesus dan sentuhlah jumbai jubahNya dengan iman. Di dalam Yesus ada pengharapan.
No responses yet