Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 07 Juni 2021
2Kor 1:1-7
Mzm 34:2-9
Mat 5:1-12
Bahagia Dihibur Atau Menghibur?
Berbahagialah orang yang berduka cita karena mereka akan dihibur. – Mat 5:4
Arti kebahagiaan berbeda-beda bagi setiap orang. Menurut Mahatma Gandhi, kebagaiaan adalah saat apa yang Anda pikirkan dan katakan berjalan seiring. Menurut Wayne Dyer, kebahagiaan adalah sesuatu yang berasal dari cara Anda berpikir. Menurut Aristotle, kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, keseluruhan tujuan dan akhir eksistensi manusia. Pada hakekatnya, sekecil apapun yang kita harapkan, jika itu dapat tercapai maka kita akan merasa bahagia. Pepatah mengatakan, jangan pernah kamu jadikan bahagia itu sebagai alasanmu untuk dapat tersenyum, tetapi tersenyumlah agar kamu selalu bahagia.
Beberapa hari belakangan ini saya dilanda rasa malas yang luar biasa. Malas beraktivitas, malas berpikir, dan juga malas berdoa. Saya lebih suka tidur dan rasa kantuk menyerang tiada henti. Ketika saya membaca Injil hari ini, saya tidak merasa sesuatu yang menarik. Saya tidak bersedih dan merasa tidak perlu dihibur. Oooppss..tetapi Tuhan menghendaki yang lain. Bukan dihibur, tetapi Dia menghendaki saya menjadi penghibur bagi orang lain.
Saya teringat beberapa teman yang meminta bantuan kepada saya dan belum saya tanggapi akibat kemalasan saya. Ada yang minta doa karena ayahnya baru saja meninggal. Ada yang minta saya memimpin pujian dalam acara Zoom Rohani minggu depan. Ada pula yang minta saya memberikan sesuatu untuk door prize dalam acara reuni bulan depan.
Tanpa berlama-lama, saya menyanggupi satu demi satu permintaan itu. Akhirnya, hati saya diliputi sukacita yang besar. Berbahagia, bukan karena dihibur, tetapi juga bisa karena menghibur atau memenuhi permintaan orang lain dengan tulus. (Yo)
Apakah hari ini saya sudah membuat orang lain berbahagia?
No responses yet