Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 07 November 2015
Rm 16:3-9,16,22-27
Mzm 145:2-5,10-11
Luk 16:9-15
KESETIAAN
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. – Luk 16:10a
Kata dasar “kesetiaan” adalah “setia”. Kesetiaan adalah keteguhan hati, sedangkan setia adalah sikap taat dan patuh. Untuk mendapatkan sebuah keteguhan hati, diperlukan sikap taat dan patuh. Sikap ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi diperlukan perjuangan untuk dapat mewujudkannya. Entah perjuangan dalam bentuk kesabaran maupun kemauan untuk bangkit.
Kesetiaan tidak hanya diimplementasikan dalam relasi kita dengan pasangan, tetapi juga dalam relasi dengan Tuhan. saat ini, saya merasa Tuhan sedang menguji kesetiaan saya kepada-Nya. Apakah saya tetap memiliki keteguhan hati dalam menanti waktu-Nya tiba?..untuk berjalan bersama-Nya di jalan-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya?
Pertanyaan itu akan sulit dijawab ketika kita merasa tak ada jawaban dari doa yang kita panjatkan. Tapi apakah benar Tuhan tidak menjawab doa kita ataukah kita yang kurang peka atas jawab-an-Nya? Jika saya tilik lebih dalam di setiap permasalahan yang saya hadapi, sebenarnya Tuhan memberikan jawaban atas doa saya. Hanya saja jawaban-Nya terkadang tidak sesuai dengan keinginan atau harapan, sehingga saya menganggap Tuhan belum menjawab.
Setiap kita menginginkan jawaban yang jelas, pasti dan cepat. Tapi apa yang kita inginkan belum tentu juga menjadi keinginan-Nya. Kita melihat dan mementingkan hasil akhir, tetapi Tuhan melihat dan mementingkan detil setiap proses.
Tuhan, ajar kami untuk selalu berharap hanya kepada-Mu. Mampukan kami untuk tetap dapat memiliki kesetiaan dalam penantian melihat pelangi kasih-Mu. (Cr)
Apakah saya setia dalam menanti janji Tuhan digenapi dalam hidup saya?
No responses yet