Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 07 September 2016
1Kor 7:25-31
Mzm 45:11-12,14-17
Luk 6:20-26
MAKANAN ROHANI
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. – Luk 6:21
Hujan begitu deras. Mau pulang tapi tidak bisa, terpaksa tinggal di kantor. Perut lapar minta diisi, akhirnya bongkar stok makanan dan menemukan mi instan. Lumayan untuk mengganjal perut yang lapar. Ketika saya lapar, yang saya lakukan adalah segera mencari makanan untuk mengisi perut.
Sambil makan, saya merenung. Diri saya terdiri dari tubuh jasmani dan rohani, tapi yang paling sering diberi makan adalah tubuh jasmani. Sehari saya makan tiga kali, belum lagi cemilan yang juga rutin setiap hari. Saya lebih sering memanjakan tubuh jasmani dengan makanan enak, tetapi bagaimana dengan tubuh rohani saya?
Saya menyadari kalau ternyata tubuh rohani ini jarang mendapatkan makanan. Bahkan saya tidak bisa mengenali tubuh rohani yang kelaparan. Jika tubuh jasmani makan tiga kali sehari, makan seharusnya demikian juga dengan tubuh rohani saya. Tapi kenyataannya, tubuh rohani saya hanya menerima makanan satu kali dengan porsi kecil, yaitu hanya setengah jam waktu teduh di pagi hari. Bagaimana bisa punya tubuh rohani yang kuat jika makanan yang dikonsumsi hanya sedikit?
Makanan rohani kita adalah firman Tuhan. Dalam sehari, berapa sering kita membaca, merenungkan, dan melakukannya? Jika kita hanya mengkonsumsi sedikit makanan rohani, maka jangan berharap kita akan punya tubuh rohani yang kuat. (Dn)
Apakah kebutuhan rohani saya sudah tercukupi?
No responses yet