Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 08 Juni 2017
Tb 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9
Mzm 128:1-5
Mrk 12:28b-34
HUKUM YANG TERUTAMA
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini. Mrk 12:30-31
Kebaikan dan kasih seseorang dapat pudar dan semakin terkikis ketika ia terus-menerus mengalami kesulitan hidup. Tidak ada lagi kasih sayang yang dirasakan di sekelilingnya dan haus akan kasih yang tidak terpenuhi akan membuat pribadi seseorang menjadi benci dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Orang ini pasti tidak mau membuka hati atas bantuan orang lain dan tidak mau membagi kasih serta perhatian kepada orang lain. Semua berpusat pada kesulitan dan kesusahannya sendiri.
Setiap orang tentu pernah mengalami masa-masa suram seperti ini, tidak terkecuali saya. Pada suatu masa, saya menjadi seorang yang menyebalkan dan menjengkelkan. Kenangan ini mengingatkan saya bahwa kita mempunyai hukum yang terutama. Karena sifatnya adalah hukum, maka harus dipaksakan untuk dilakukan, apapun konsekuensinya.
Dengan hukum tersebut, di kala saya membenci seseorang, saya “dipaksa” untuk mencoba mengasihinya, meminta maaf, mengesampingkan kekurangannya dan melihat kelebihannya, serta memberi pengampunan. Kemudian, kita bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja memulihkan. (Md)
Apakah saya sudah berusaha menjalankan hukum yang terutama tersebut?
No responses yet