Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 08 Juni 2022
1 Raj 18:20-39
Mzm 16:1-2,4-5,8,11
Mat 5:17-19
Penggenapan Hukum Taurat
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” – Mat.5:17
Hampir setiap orang sulit menerima jika dirinya disalahkan. Sulit untuk mengakui dan menerima kekalahan. Ditambah lagi, jika seseorang memiliki karakter koleris atau melankolis yang kuat dalam dirinya. Jika kita sebagai seorang pemimpin, seringkali apa yang kita putuskan, tidak dapat menyenangkan hati semua orang. Mungkin akan ada kritik dan protes untuk sebuah perbaikan. Sekalipun apa yang kita putuskan, sudah kita pikirkan matang-matang dengan
pertimbangan yang terlihat sudah baik dan sempurna, namun memang tidak ada manusia yang sempurna. Kita perlu merendahkan hati ini untuk dapat menerima orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya, termasuk juga segala kritik dan saran yang ditujukan atas kebijakan-kebijakan yang telah kita buat.
Pada masanya, banyak ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sering merasa dirinya lah yang paling benar. Sebagai pemimpin atau pemuka agama, sulit rasanya menerima koreksi dan masukan akan suatu perubahan. Kesombongan dan rasa tinggi hati yang sering membuat diri ini menutup telinga dan tidak mau melihat masukan dan perubahan yang disarankan dari orang lain.
Yesus dalam bacaan Injil hari ini, menggambarkan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tapi untuk menggenapinya. Kita pun perlu terbuka terhadap segala cara penggenapan Tuhan dalam hidup berpelayanan kita dan bersedia untuk lebih dibentuk, agar dapat selaras dengan rencana kehendak Tuhan di dunia ini. (MD).
Apakah pelayanan saya sudah selaras dengan kehendak Tuhan?
No responses yet