Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 09 Agustus 2023
Bil 13:1-2a,25 – 14:1,26-29,34-35
Mzm 106:6-7,13-14,21-23
Mat 15:21-28
Rendah Diri
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” – Mat 15:27
Rendah diri berarti merasa diri kurang. Seperti arti dari asal katanya dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pada umumnya kita mengetahui bahwa sikap rendah diri itu tidak baik, karena konotasinya selalu dipandang negatif. Tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Rendah diri dapat menjadi sesuatu yang positif, bahkan sangat diperlukan ketika memohon pertolongan-Nya. Meski demikian, hal itu bukan berarti saat membutuhkan bantuan-Nya, lalu kita bermuka dua dan hanya melakukannya secara asal atau di luarnya saja (baca: tidak dari hati). Justru kita harus melakukannya dengan bersungguh-sungguh di hadapan-Nya, menyadari bahwa memang tanpa diri-Nya kita tak akan mampu dan tak akan bisa melakukannya dengan kekuatan sendiri.
Dalam bacaan Injil hari ini kita mempelajari sikap “rendah diri” sebagai sesuatu yang menyelamatkan. Perempuan Kanaan itu merendahkan dirinya dua kali di hadapan Yesus. Ia sampai sangat merendah dengan menyamakan diri dengan seekor anjing yang memakan remahan yang terjatuh dari meja. Karena sikap itulah akhirnya Yesus pun berbelas kasih kepadanya. Peristiwa itu pun membuat saya menilik ke kedalaman hati. Sudahkah saya merendahkan diri di hadapan-Nya ketika membutuhkan pertolongan-Nya? Ataukah saya hanya melakukannya secara verbal dengan hati yang bersikap seperti orang menodong dan harus terpenuhi? (Cr).
Mari merendahkan diri di hadapan-Nya agar kuasa-Nya nyata dalam diri kita.
No responses yet