Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 09 April 2018
Kis 4:23-31
Mzm 2:1-9
Yoh 3:1-8
Air: Sarana dan Kehidupan
..sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. – Yoh 3:5
Suatu kali saya sedang bete. Masalah di kantor dan di rumah membuat kepala saya terasa pusing. Lesu dan lemas rasanya ketika sampai di rumah. Saya langsung menuju kamar mandi dan menyalakan air dingin. Kesegaran air seolah melenyapkan segala kepenatan yang saya rasakan. Sesudah mandi, saya menjadi lebih semangat menghadapi masalah-masalah tersebut.
Setelah merenung, ternyata air memang mempunyai makna penting dalam iman kita. Saat kita dikandung, kita dikelilingi oleh air. Saat kita haus, kita perlu minum dan fisik menjadi segar kembali. Saat kita mandi, kotoran tubuh kita hilang. Saat kita dibaptis, kita menerima Roh Kudus yang Tuhan janjikan akan selalu menyertai kita. Saat ke gereja, air suci mengingatkan kembali pembaptisan kita. Saat retret, pembasuhan kaki melambangkan pelayanan dan pengampunan kita. Jadi, air tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, tetapi juga bagi rohani kita.
Lahir baru bukan berarti masuk kembali ke dalam rahim ibu, melainkan lahir kembali dari air dan Roh. Air mengalir dan Roh Kudus turun serta hidup dalam diri kita. Aliran air yang kita terima bukan hanya menyegarkan tubuh kita, tetapi juga jiwa kita. Kita diberikan hidup kekal dan dosa kita dihapuskan. Air kehidupan ini tidak berhenti saat kita dibaptis saja, melainkan setiap hari dimana rahmat-Nya mengalir bagi hidup kita. (Aw)
Apakah saya sudah mencari air kehidupan yang dapat menyegarkan jiwa?
No responses yet