Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 09 Agustus 2018
Yer 31:31-34
Mzm 51:12-15,18-19
Mat 16:13-23
Bukan Semata-mata untuk intelektual
Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka… – Yer 31:33
Dunia maya sekarang hampir menjadi tempat nomor satu dalam mencari pengetahuan, jawaban, dan teman. Berbagai website, aplikasi, dan interaksi terjadi dengan begitu mudahnya. Bahkan belajar tentang imanpun semakin mudah diakses. Cukup meluangkan sedikit waktu, langsung dapat membaca, tapi perlu lagi mencari dan membeli buku.
Saya sering menemukan topik berat seperti hypostatis, ousia, kodrat, pribadi, dan masih banyak lagi, yang dibahas oleh orang-orang awam. Masalahnya, diskusi topik seperti ini tanpa latar belakang yang memadai dan bukan di lingkup akademik seringnya malah berujung pada debat yang tidak jelas, kesimpulan yang salah, atau tidak membawa kita kepada Tuhan.
Perlu kita tanya juga: bagaimana penerapannya dalam hidup sehari-hari? Apakah menjadi semakin dekat dengan Tuhan? Apakah kita membawa orang lain kepada Tuhan? Apakah sikap kita memancarkan kasih yang tulus? Atau sikap kita malah hanya ingin menang dalam perdebatan dengan alasan kebenaran, memberitakan Injil, atau sejenisnya? Saat ada masalah kehidupan dengan keluarga, saudara, atau teman, apakah ada relevansinya dengan yang kita pelajari? Atau kita malah lupa karena yang “berat” hanya menyenangkan intelektual kita saja?
Mengenal Tuhan itu adalah suatu yang harus kita kembangkan sehari-hari; yang dipelajari harus diresapi dan diterapkan. Tanpa penerapan, semuanya seperti iman yang tidak ada buktinya. Bila Tuhan ada di dalam batin dan hati kita, marilah kita buktikan dengan intelektual dan sikap hati kita. (Aw)
Apakah saya sudah menerapkan pelajaran iman dalam kehidupan saya?
No responses yet