Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 09 Desember 2022
Yes 48:17-19
Mzm 1:1-4,6
Mat 11:16-19
Stop Menghakimi
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” – Mat 11:19
Sifat dasar manusia adalah ingin diperhatikan, sehingga kita memiliki kecenderungan ingin lebih mendapat perhatian daripada orang lain. Kecemburuan manusia terhadap yang lainnya seringkali membuat kita lebih mudah menghakimi daripada mengerti keadaan sesama. Dalam bacaan Injil hari ini pun demikian. Nampak bahwa lebih mudah untuk berkata buruk tentang sesama daripada berkata baik. Namun, sikap Yesus sebagai Juru Selamat, dengan jelas mempertegas bahwa setiap orang sama-sama berharga di mata-Nya. Hal ini terbukti dari Ia yang mau makan bersama pemungut cukai, orang yang dianggap hina dan penuh dosa.
Yesus yang Maha Kuasa saja tak pernah menganggap rendah orang lain, lalu mengapa kita begitu mudahnya menghakimi sesama? Kita pun mempunyai dosa, jadi sudah layak dan sepantasnya kita harus menghormati keberadaan orang-orang di sekitar; sama halnya dengan kita yang ingin dihormati oleh orang lain. Mari meneladani sikap Yesus yang penuh kasih. Dengan tangan terbuka merangkul semua orang dan tidak menghakimi. Ampuni kami yang selama ini masih memandang rendah sesama dan mudah menghakimi. Semoga melalui teladan-Mu, kami disadarkan kembali bahwa kami semua adalah sama, anak-anak yang Kau kasihi. Yuk, stop menghakimi dan tebarkan kasih-Nya ke sesama.(Cr).
Sudahkah saya memperlakukan sesama dengan penuh kasih?
No responses yet