Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 09 Februari 2018
1Raj 11:29-32; 12:19
Mzm 81:10-15
Mrk 7:31-37
Dia Sungguh Baik
Ia menjadikan segala galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata. – Mrk 7:37
Bertahun-tahun yang lalu, seseorang pernah bertanya kepada saya, “Ketika kamu batuk atau pilek, apa yang kamu lakukan – minum obat atau beristirahat? Ketika kamu sakit berat, apa yang kamu lakukan – konsultasi ke dokter atau datang kepada Tuhan?”
Biasanya, jika saya berada dalam situasi yang berat atau menghadapi masalah pelik, barulah saya ingat Tuhan. Tetapi jika situasinya mudah, saya akan langsung berpikir dan memutuskan. Argumen saya, bukankah Tuhan menciptakan akal budi agar kita dapat berpikir? Tentu saja, saya tidak akan merepotkan Tuhan untuk alasan yang sepele.
Di saat saya sudah menjadi orang tua dan anak-anak sudah semakin besar, saya masih saja berusaha mengingatkan anak-anak untuk minum obat ketika mereka sakit, untuk makan sayur karena bermanfaat bagi kesehatan, dan banyak hal lainnya. Sebagai orang tua, saya ingin terlibat dalam kehidupan anak saya. Sekalipun dalam hal-hal yang sepele.
Bapa di surga peduli dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. Dia peduli akan setiap detil hidup kita. Dia peduli ketika kita terjatuh. Dia peduli ketika kita hanya batuk ataupun saat kita divonis menderita kanker. Yesaya 49:15-16 mengatakan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.”
Tuhan mencintai kita. Itulah kebenaran yang kita terima hari ini. Tuhan peduli akan seluruh hidup kita. Tetapi, apakah saya peduli terhadap-Nya? (An)
Apakah saya bertumbuh dalam relasi doa dengan Tuhan?
No responses yet