Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 09 Februari 2023
Kej 2:18-25
Mzm 128:1-5
Mrk 7:24-30
Perempuan Siro-Fenisia
Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” – Mrk 7:28
Orang Yahudi di masa itu menganggap bahwa hanya diri mereka yang pantas untuk masuk dalam Kerajaan Tuhan, karena merekalah umat pilihan Tuhan dan keturunan Abraham. Oleh sebab itu, mereka berpikir orang-orang diluar bangsa Yahudi tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Tuhan. Bahkan mereka mengecap bangsa di luar Yahudi dengan simbolisme seekor anjing, binatang yang dianggap najis.
Kedatangan Yesus di Tirus, mengundang banyak orang datang dan melihat Yesus. Salah satunya adalah seorang perempuan Yunani dari Siro-Fenisia. Perempuan ini datang tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon bantuan-Nya untuk membebaskan anaknya dari kuasa setan. Yesus tidak langsung mengiyakan permintaan ini. Dia menguji iman perempuan ini dengan berkata “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (Mrk 7:27). Dalam pernyataan itu, perempuan disamakan seperti seekor anjing. Tetapi yang luar biasanya, perempuan ini tidak tersinggung atau marah, dia dengan penuh kerendahan hati mengakui kenajisannya dan mengiyakan kalau betul dia seekor anjing. Sikap perempuan ini patutlah kita teladani, dia mengakui ketidaklayakkan dirinya di hadapan Tuhan dan dengan penuh iman dan kegigihan mencari Tuhan di dalam pergumulannya. Sungguh kasih karunia Tuhan diberikan kepada semua orang tanpa melihat ras atau suku bangsa. Seperti perempuan ini, Tuhan berkenan kepada orang yang merendahkan hatinya dan tetap bergantung dan percaya kepada-Nya. (NC).
Tuhan ajarilah kami untuk tekun tersungkur di hadapanMu mengakui dosa dan kelemahan kami.
No responses yet