Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 09 Juni 2018
2Tim 4:1-8
Mzm 71:8-9,14-17,22
Mrk 12:38-44
Hati Tersuci SP Maria
Akan datang waktunya…
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keingingan telinganya. – 2Tim 4:2-3
Seorang teman menceritakan keterikatannya yang sulit dihentikan. Ia merasa apa yang menjadi kebiasaannya itu menyita waktunya, namun apa yang disebutnya me-time itu tidak mengganggu ataupun merugikan orang lain.
Sebagai pebisnis yang sukses, ia dapat menerapkan disiplin pada dirinya sendiri untuk membagi waktu antara pekerjaan dan kesenangannya. Dengan berdalih pekerjaan yang dikerjakannya cukup berat dan menguras pikiran, maka ia memerlukan hiburan untuk mengimbangi agar tidak stres. Namun akhirnya hal itu menjadi suatu kebiasaan.
Beberapa orang terdekatnya sering menegur agar ia berhenti dari kebiasaannya, karena banyak waktu, pikiran, dan juga uang yang harus terbuang untuk memenuhi hasrat kesenangannya tersebut. Tapi semakin lama, karena sudah banyak uang dan waktu yang telah dicurahkan, sayang rasanya kalau harus menghentikan hal itu. Belakangan, ia malah menjadi marah kalau ada yang mengingatkan dan menegurnya.
Yang ia lakukan kemudian adalah mencari pembenaran atas hal tersebut. Ia masuk dan mengikuti kelompok yang memiliki kebiasaan yang sama. Ia senang dan semakin banyak waktu serta uang yang dicurahkan untuk dapat diterima dan disegani dalam kelompok itu.
Hingga suatu titik, ia tersadar bahwa hidupnya hampa dan semakin jauh dari apa yang disampaikan dalam firman Tuhan. Selama ini ia hanya mengejar keinginan, kesenangan, dan kepuasannya sendiri. Namun, tidak pernah ada waktu dan tempat bagi Tuhan di hatinya, karena isinya sudah penuh dengan keterikatannya. (Md)
Apakah saya mempunyai me-time yang menjadi keterikatan dan meniadakan waktu bagi Tuhan?
No responses yet