Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 09 Maret 2018
Hos 14:2-10
Mzm 81:6-11,14,17
Mrk 12:28b-34
Nge-link
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini. – Mrk 12:31
Seperti semua orang, saya selalu ingin melewati hari-hari penuh kedamaian. Namun kenyataannya, tidak semua hari yang saya lewati hanya diisi dengan damai. Ada waktu dimana seolah saya mengalami konflik dengan banyak orang. Terkadang, dalam satu hari yang sama, rasanya begitu banyak orang yang bersikap menyebalkan dan pastinya sulit untuk menunjukkan kasih.
Jika saya perhatikan, ternyata kondisi ini tidak hanya terjadi sekali, tapi ada waktu dimana pola ini terulang lagi dan lagi dan lagi. Sesudah saya renungkan, rasanya saya mulai memahami mengapa dan kapan pola ini terjadi.
Meski tidak ingin, tapi terpaksa saya harus mengakui bahwa pola itu terjadi ketika hidup doa saya berantakan. Di saat saya tidak berelasi secara benar dengan Tuhan, segala sesuatunya menjadi tidak biasa. Batas kesabaran menjadi sangat rendah, tingkat emosi menjadi sangat tinggi, dan masih banyak gejala yang muncul. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya “konflik” yang tidak diinginkan.
Namun saya bersyukur juga, karena ketika ada konflik, hal itu menjadi alarm bagi saya untuk memeriksa diri dan mempertanyakan apa yang membuat itu terjadi. Apakah karena relasi saya dengan Tuhan sedang tidak baik? Apakah saya masih berdoa dan membaca firman-Nya?
Ketika relasi dengan Tuhan baik, lebih mudah rasanya bagi saya untuk juga mengasihi orang lain. Seperti ada kekuatan tak terlihat yang memampukan saya untuk melakukannya. Jadi, saya setuju bahwa kedua hukum yang Yesus katakan hari ini memang saling berkaitan dan berjalan seiring. (Jc)
Apakah hidup doa saya mempengaruhi keseharian saya?
Dalam hal apa saja?
No responses yet