Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 09 September 2018
Yes 35:4-7a
Mzm 146:7-10
Yak 2:1-5
Mrk 7:31-3
Allah itu baik
Ia menjadikan segala-galanya baik… – Mrk 7:37
Allah itu baik…sungguh baik bagiku…ditunjukkan-Nya kasih setia-Nya…
Mungkin banyak dari kita yang masih ingat lagu dengan penggalan lirik di atas. Lagu itu mungkin sering kita lantunkan pada saat kita mengalami kebaikan Tuhan. Namun, saya tergelitik untuk mengajukan satu pertanyaan…
Apakah kita tetap mampu mengatakan “Allah itu baik” ketika kita berada dalam tengah pergumulan atau permasalahan yang menghimpit? Ketika kita tidak mengalami kebaikan Tuhan, tetapi justru pengalaman yang menyakitkan atau mengecewakan?
Memang mudah untuk mengatakan “Tuhan itu baik” ketika segala sesuatunya berjalan baik dan lancar. Ketika tak ada badai atau angin ribut yang melanda hidup kita. Lalu, mengapa sulit untuk melakukannya ketika kondisi tidak baik? Bukankah kebaikan Tuhan tetap sama di kala susah atau senang?
Lain kali ketika kita berada di posisi yang tidak kita inginkan dan terasa sulit, katakan pada diri kita bahwa Tuhan itu baik, dan Ia menjadikan segala-galanya baik. Sekalipun hal tidak mengenakkan kita alami, yakinkan diri kita bahwa hal itu Tuhan izinkan terjadi untuk kebaikan kita juga. Karena…Allah itu baik! (Ld/Jc)
Mampukah saya tetap bersyukur kepada Tuhan ketika saya mengalami kejadian yang tidak mengenakkan?
No responses yet