Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 09 September 2022

1 Kor 9:16-19,22b-27
Mzm 84:3-6,12
Luk 6:39-42

Menghakimi

Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? – Luk. 6:41

Lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada diri sendiri, lebih mudah menghakimi daripada introspeksi diri; sepertinya itu adalah kelemahan sebagian besar manusia. Apalagi di jaman modern, dimana media sosial begitu menguasai kehidupan kita. Setiap ada berita yang viral di media sosial, pasti banyak orang mengomentari, menghujat, dan menghakimi; apalagi jika beritanya berhubungan dengan tindak kriminal atau perselingkuhan. Padahal sebenarnya diri sendiri tidak luput dari kesalahan, tetapi begitu mudahnya menghakimi. Berdalih dengan mengatakan bahwa kita tidak seburuk mereka, para koruptor, pezinah, atau pemerkosa; sehingga merasa berhak menghakimi. Kadang karena terbiasanya menghakimi orang lain, kita menjadi tidak sadar telah melakukannya. Seperti saat misa di gereja ada yang datang terlambat, saya pernah secara tidak sadar berkomentar dalam hati, “Ke gereja saja tidak bisa datang tepat waktu, kok tidak menghargai sekali.” Padahal saya juga tidak tahu apa alasan orang tersebut datang terlambat, tetapi saya langsung menghakiminya begitu saja.

Bagaimana caranya supaya kita tidak mudah menghakimi? Sebisa mungkin saya melakukan pemeriksaan batin setiap malam, mengingat kembali seluruh kegiatan sepanjang hari, mana yang sudah berkenan dan mana yang masih kurang; kemudian meminta ampun atas dosa-dosa saya. Dengan setiap hari menyadari kelemahan dan kesalahan, kita menjadi tidak mudah menghakimi. Lain halnya apabila kita merasa diri lebih benar dan lebih suci; kita jadi mudah menganggap orang lain lebih berdosa, seperti pandangan orang Farisi terhadap para pemungut cukai. (Vn).

Masihkah aku suka menghakimi sesamaku?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *