Minggu ini, tepatnya tanggal 15-21 Maret 2025, Western Australia (WA) merayakan Harmony Week. Orang tua dengan anak-anak usia sekolah kemungkinan besar mencari baju khas Indonesia atau baju orange di minggu-minggu ini untuk dipakai ke sekolah. Kenyataan bahwa tinggal di WA membuat kita bertemu bermacam-macam orang dari berbagai negara, menurut saya, merupakan sesuatu yang luar biasa.
Kebetulan dalam minggu ini, saya mengalami tiga peristiwa yang terkait dengan keberagaman ini. Pertama, kemarin sebelum acara Twogether, saya baru memberikan mentoring kepada salah seorang dari Bhutan yang baru pindah ke WA tahun lalu dan sedang mencari pekerjaan. Saya memberikan banyak masukan kepada dia, terutama untuk menggunakan “istilah” dan “kata-kata” yang umum digunakan di Australia di dalam Curriculum Vitae (CV) nya, agar pembaca mengerti.
Kedua, di tengah minggu ketika saya bertemu salah seorang member Toastmaster dari Malaysia yang sharing kepada saya bahwa ia merasa diperlakukan agak berbeda setelah koleganya tahu kalau perusahaannya akan memberikan dia sponsor working visa agar bisa terus bekerja. Saya bilang kepadanya, kalau saya mengalami hal yang sangat mirip beberapa tahun lalu. Dari peristiwa tersebut, kami berdua belajar strategi untuk lebih cerdik dalam memilah hal yang sebaiknya diceritakan atau tidak diceritakan ke kolega di kantor.
Ketiga, juga di tengah minggu ini, saya baru menemukan kalau ada kesalahpahaman yang terjadi antara saya dengan salah satu orang tua teman anak-anak di sekolah yang dari Jepang, yang sebetulnya sudah saya anggap teman terdekat di lingkungan sekolah anak-anak. Setelah merasakan tingkah yang agak berbeda dari teman ini, dia akhirnya sharing kalau dia ternyata tidak suka terhadap sesuatu yang saya ceritakan kepadanya di minggu sebelumnya. Padahal tadinya menurut saya, hal itu adalah cerita sepele yang hanya saya bagikan karena mau basa basi. Dari peristiwa ini saya belajar untuk lebih peka dalam memilah apa yang saya bagikan ke orang lain.
Semakin dipikir, semakin banyak lagi hal kecil yang saya pelajari dari keberagaman di Minggu ini. Kadang hal keberagaman yang membuat saya mesti memutar otak terasa begitu rumit, namun lebih ada banyak hal lagi yang menggembirakan. Punya banyak teman baru dari beragam negara, kemampuan untuk bisa memahami logat English mereka, dan peluang untuk bisa berbagi hal baik dengan lebih banyak orang lagi acap kali mengisi minyak dalam diri saya untuk belajar lebih baik lagi.
Harmony Week dan peristiwa-peristiwa ini menerbangkan pikiran saya ke peristiwa serupa yang dulu dialami para rasul, ketika mereka akhirnya memahami bahwa mereka harus membagikan Injil bukan hanya ke orang Israel ataupun keturunannya, namun juga orang asing! Saya tidak dapat membayangkan betapa banyaknya hal yang para rasul pelajari dari segi komunikasi. Bukan hanya belajar kata-kata mana yang tepat digunakan untuk membagikan kisah Injil, namun juga belajar cara membagikan hal tersebut dan memilah hal apa yang mesti dibagikan di kondisi tertentu. Apalagi, ini bukan hal sepele, ini soal iman! Saya yakin bahwa para rasul juga harus menghidupi apa yang mereka bagikan 100% dalam perilaku mereka, karena pasti ada banyak judgement dari dua arah – dari pandangan para rasul dan pandangan ornag asing – yang terus aktif di mata orang-orang asing ini sebelum dapat menerima mereka sepenuhnya.
Namun, lihatlah buah dari kemauan untuk menghadapi tantangan keberagaman ini: iman kita! Tanpa adanya para rasul dan murid Yesus yang terus membagikan kabar gembira kepada orang asing, mungkin hari ini kita belum mengenal Yesus dalam kehidupan kita!
Teman-teman, melanjutkan semangat Harmony Week ini, marilah kita juga merenungkan kembali akan keberadaan kita di lingkungan kehidupan kita, dimana kita bertatapan dengan keberagaman. Mungkin, ada misi rahasia yang Tuhan bisikkan ke dalam hati kita, dengan memanggil kita untuk hidup dan membangun keluarga di Western Australia ini.
Leviticus 19:34 “The stranger who sojourns with you shall be to you as the native among you, and you shall love him as yourself; for you were strangers in the land of Egypt: I am the Lord your God.“
(LGA)
No responses yet