Kemarin malam, saya merasa gundah gulana. Rasanya, ada kebahagiaan yang hilang. Biasanya setelah menemani anak-anak tidur, saya berjingkat ke kamar saya dan segera ikut tidur. Namun tadi malam saya menonton video-video YouTube kesukaan saya dulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur.
Benak saya berpikir keras, apa yang membuat saya merasa demikian? Saya tahu kalau saya diam saja, hari saya bisa jadi tidak produktif dan tidak bahagia. Subuh tadi, alasannya muncul dengan jelas di kepala saya. Kemarin sore, saya menerima email dari HR yang isinya mengingatkan saya akan kondisi visa saya yang sekarang.
Visa saya akan expire tanggal 20 Juni 2024, 12 hari lagi. Kalau saya tidak lodge visa baru apapun, itu berarti tanggal 20 Juni saya sudah harus angkat kaki dari Australia. Hari rabu kemarin, perusahaan tempat saya akan bekerja selanjutnya sudah menelepon kalau visa baru saya akan segera dilodge, hanya tinggal menunggu verifikasi akhir tentang pembayaran yang biasanya cepat. Namun sampai hari ini, visa tersebut belum dilodge.
Pengalaman sebagai pemegang working visa ini sepertinya memang paling jitu melatih iman saya. Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Dalam kondisi saya ini, “beriman” bukan lagi pilihan. Lebih tepatnya, tidak ada lagi yang saya dapat lakukan kecuali beriman.
Uncertainty atau ketidakpastian, adalah alasan yang mengusik hati saya. Tapi, hey, kalau saya pikir-pikir lagi, bukankah memang hidup kita penuh ketidakpastian? Contohnya, tahun baru tahun 2019, sehabis berkumpul bersama teman-teman komunitas di malam tahun baru menyanyi dan berdoa memuji Tuhan, saya mengalami banjir besar di rumah setelah 20 tahun tidak mengalaminya. Mobil saya yang baru masuk ke salon sehari sebelumnya karena akan dijual, menggenang mengapung di depan rumah. Suatu hari di tahun 2021, keluarga saya mengetahui kalau papa saya waktu itu menderita penyakit jantung yang sangat kritis. Dari kedua contoh tersebut, saya diingatkan lagi bahwa hidup itu memang tidak pasti.
Ibrani 12:8 “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Di tengah tidak pastinya kehidupan, hanya Yesus yang pasti. Saya diingatkan kembali bahwa dalam ketidakpastian, fokuslah pada apa yang kita dapat lakukan atau kontrol, dan untuk menyerahkan sisanya kepada Tuhan. Hari ini, dalam segala bentuk ketidakpastian yang teman-teman sedang alami, saya menawarkan permenungan yang sama.
LGA)
No responses yet