Paskah tinggal seminggu lagi, dan bagi kita umat Katolik, Paskah merupakan salah satu hari raya yang penting.
Menjelang Paskah, akan ada Second Rite of Reconciliation, atau yang disebut juga perayaan tobat secara komunal, yang melibatkan perayaan liturgi bersama, pengakuan dosa, dan absolusi secara singkat dan individual. Ritus ini biasanya diadakan selama masa Adven dan Prapaskah.
Second rite ini sebenarnya merupakan sarana bagi kita untuk mengakui seluruh dosa kita dan menerima absolusi, di mana kita berusaha untuk dimurnikan kembali sebelum memperingati wafat dan kebangkitan Yesus.
Kemarin, kami sekeluarga pergi ke acara second rite ini. Saat saya memberi tahu anak-anak tentang rencana tersebut, anak saya yang paling kecil, yang berusia 10 tahun, bertanya,
“Why do we need to go to the Second Rite of Reconciliation?”
Saya menjawab,
“Sometimes, whether intentionally or unintentionally, we commit sins, and that makes God sad. So we want to confess our sins and ask for forgiveness.”
Lalu, dia bertanya lagi,
“So every Advent and Lent, we need to go to the Second Rite of Reconciliation. Isn’t God tired of forgiving us if we keep sinning?”
Saya menjawab,
“God is merciful, and He keeps forgiving us because He loves us so much.”
Dia pun membalas,
“So, why don’t you be more like God? That way if I keep making mistakes, you won’t get angry or upset with me!”
Sontak, saya merasa ditegur lewat perkataannya. Benar juga. Sebagai orang tua, kadang saya merasa kecewa atau marah saat anak saya melakukan kesalahan. Namun Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi dan mengampuni kita.
Dia tidak pernah marah ketika kita melakukan dosa yang sama berulang kali, Dia dengan sabar menunggu kita untuk mengakui kesalahan dan mengampuni kita tanpa syarat.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) (ANT)
No responses yet