Awal bulan Juli lalu, keluarga dari pihak istri saya mengadakan reuni besar. Semua relasi dari Indonesia dan Amerika berkunjung ke Western Australia. Kami semua pergi berlibur ke Yallingup, sekitar 260 km dari Perth. Kami menyusun agenda liburan kami untuk mengunjungi atraksi-atraksi lokal.
Salah satu atraksi yang kami kunjungi adalah Jewel Cave, sebuah gua yang usianya diperkirakan sekitar 466,000 tahun dengan kedalaman kurang lebih 42 meter dari permukaan tanah. Lokasinya berada di daerah yang penuh dengan limestone (batu kapur), batu yang keras dan tidak mudah pecah.
Yang sungguh menarik adalah ornamen yang bisa dilihat di dalam gua tersebut: stalaktit-stalaktit dan kolom-kolom yang terbentuk dari resapan air melalui limestone tersebut. Resapan air tersebut menembus lapisan limestone setebal kira-kira 12 meter ke bawah dan akhirnya bertumbuh ke bawah menyerupai sedotan dimana tengahnya terdapat lubang. Melihat semua keindahan di dalam gua tersebut, saya sungguh terkagum akan karya Tuhan yang luar biasa. Dia membentuk semuanya sungguh amat indah, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa.
Proses pembentukan stalaktit dan kolom tersebut mengingatkan saya akan betapa keras hati saya di saat kedua orang tua saya bercerai, seakan-akan tidak ada satupun yang dapat mengubah kebebalan hati saya tersebut. Rasa kecewa, sakit hati, dan marah menumpuk jadi satu seperti kerasnya sebuah limestone, membuat saya tidak mau lagi berdoa kepadaNya ataupun datang ke gereja. Tetapi dengan sabarnya, Tuhan masuk ke dalam hati saya yang keras tersebut. Dibutuhkan 12 tahun lamanya untuk Tuhan mengalirkan kasihNya ke dalam hati saya yang keras sehingga saya bisa kembali berdoa dan kembali kehadiratNya.
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” (Yeh 36:26)
Tuhan berjanji untuk mengubah hati yang keras menjadi hati yang lembut. Dia akan memberikan kepada semua umatNya satu hati dan Roh yang benar-benar baru sehingga kita bisa bersatu dan menaati perintah-perintahNya. Tuhan akan menuliskan hukumNya di hati kita sehingga kita akan menginginkan kehendak Tuhan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. (A.N.T)
No responses yet